Jumat, 22 Januari 2016

Menghadiahkan Al Fatihah pun diusik


GUS MIEK VS TENGKU WISNU, BERILMU YANG MANA?

Sahabat-sahabat, tulisan ini sama sekali tidak hendak membandingkan antara Syaikhona KH Hamim Jazuli-Ploso (Gus Miek RA) dengan Tengku Wisnu. Sama sekali tidak. Sebab, dalam pandangan keyakinan Shuniyya, keduanya sama sekali tidak berbanding.

Adapun Gus Miek, telah terbukti kontribusinya dalam dakwah bil makruf, merangkul semua golongan, dari mulai ulama besar hingga kaum bromocorah dan para penghuni lembah hitam. Masterpiece Yang Mulia Mbah Yai Miek antara lain Majlis Dzikrul Ghofilin dan Jantiko Mantab.

Majlis dzikir dan semaan Al Quran yang sebelumnya tidak terbayang oleh siapapun. Bahkan hingga kini, Dzikrul Ghofilin dan Jantiko Mantab semakin banyak pemulia dan pecintanya.




Di kisahkan, Yang Mulia Mbah Yai Miek, setiap akan mengisi materi pengajian di Ploso sejak masa remajanya, selalu dimulai dengan mengirimkan Al Fatihah kepada para wali sejagad. Sehingga "hanya" untuk membaca serangkaian Al Fatihah beliau merelakan waktu sampai 2 jam lamanya. Berkirim Al Fatihah. Subhanallah. Itu perilaku orang yang telah jelas dakwahnya. Jelas kontribusinya bagi Islam rahmat bagi alam semesta.

Lalu muncullah generasi baru, generasi layar kaca, mendadak ustadz, yang salah satunya bernama Tengku Wisnu. Dalam sebuah acara TV swasta, dengan entengnya, menyatakan Surat Al Fatihah bukan surat untuk kirim-kiriman

Sebenarnya, bagi kita yang faham, kita biarkan saja. Ibarat kata, jika ada anjing menggonggong, kafilah berlalu. Bukan malah kafilahnya ikut menggonggong.

Permasalahan yang harus diperhatikan ialah, saat orang awam yang sama tidak fahamnya dengan Tengku Wisnu itu terpengaruh dan lebih berkiblat pada publik figur yang sempat menjadi idola remaja di eranya, ketimbang percaya dengan para Kyai yang jelas mumpuni ilmunya.

Sudah saatnya, kita "turun gunung" untuk memberantas virus-virus kebencian terhadap amaliyah Aswaja, untuk generasi Isalam mendatang lebih ramah dan bijak. Tidak asal menghakimi dan mensesat-sesatkan orang lain.

Pilihan kita hanya satu: Apakah generasi penerus kita mendatang adalah Generasi Mbah Yai Miek, atau kita ingin anak cucu kita menjadi Generasi Tengku Wisnu? Aku menanti jawabmu...

Matur suwun
Mbak Shuniyya

diambil dari Status FB Mbak Shunniya 3 Sep 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar